Tips untuk Mengobati Onychomicosis – Onychomicosis adalah infeksi jamur pada lempeng kuku, dasar kuku atau keduanya. Infeksi ini memang sering terjadi dan diperkirakan menyebabkan sekitar setengah dari semua penyakit kuku. Onychomicosis menular melalui kontak kulit langsung ke kulit, tetapi lebih sering menyebar melalui sel kulit mati yang terinfeksi atau kuku dan benda-benda yang terkontaminasi jamur. Kuku kaki 10 kali lebih sering terinfeksi daripada kuku jari tangan.
Onychomicosis awalnya muncul sebagai bintik putih atau kuning di bawah ujung kuku atau kuku jari kaki. Saat infeksi semakin dalam, onychomicosis dapat menyebabkan kuku berubah warna, menebal dan hancur di bagian tepinya. Kondisi Ini dapat mempengaruhi beberapa kuku.
Baca Juga : Tips Simple untuk Meredakan Nyeri Dada
Pengobatan Onychomicosis
Onychomicosis cukup sulit disembuhkan. Beberapa metode pengobatan sejauh ini yang dikenal antara lain:
- Mengoleskan obat antijamur sintetis yang bekerja dengan menghentikan pertumbuhan jamur. Oleskan sekali setiap hari ke kuku yang terkena dan ke bagian bawah kuku. Efek samping yang mungkin terjadi diantaranya kemerahan pada kuku, sensasi terbakar, perubahan bentuk kuku, kuku jari kaki tumbuh ke dalam, perubahan warna kuku.
- Menggunakan obat antijamur oral. Beberapa obat antijamur yang dapat diminum bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk onychomicosis. Namun, obat-obatan ini dapat memberi efek samping diantaranya mual muntah, gangguan pencernaan dan juga memerlukan fungsi liver dan ginjal yang baik.
- Cat kuku antijamur. Dokter mungkin juga akan meresepkan cat kuku antijamur yang disebut ciclopirox (Penlac). Pengidap bisa mengecatnya pada kuku yang terinfeksi dan kulit di sekitarnya sekali sehari.
- Krim kuku obat. Dokter juga bisa meresepkan krim antijamur, yang digunakan dengan cara digosokkan ke kuku yang terinfeksi setelah direndam. Krim ini dapat bekerja lebih baik ketika kuku dalam kondisi lunak. Ini membantu obat menembus permukaan kuku yang keras ke jamur di bawahnya.
Penanganan berupa tindakan juga dapat dilakukan dokter diantaranya:
- Operasi pencabutan kuku. Prosedur ini bisa dilakukan jika tidak ada respon pada pengobatan.
- Terapi laser dan fotodinamik. Terapi jenis ini tidak banyak tersedia dan mahal. Terapi fotodinamik juga masih memerlukan evaluasi.
Pencegahan Onychomicosis
Berikut cara pencegahan onychomicosis yang bisa dilakukan:
- Jaga tangan dan kaki bersih dan kering.
- Gunting kuku jari tangan dan kuku jari pendek dan jagalah agar tetap bersih.
- Jangan berjalan tanpa alas kaki di area seperti toilet umum.
- Jangan berbagi gunting kuku dengan orang lain.
- Ketika mengunjungi salon kuku, pilih salon yang bersih. Pastikan salon mensterilkan instrumennya (gunting kuku, gunting, dll.) setelah setiap penggunaan atau dapat membawanya sendiri
Penyebab Infeksi Jamur Kuku
Secara umum, infeksi jamur kuku disebabkan oleh jamur dermatofit. Secara spesifik, jamur dermatofit yang kerap menjadi dalang dibalik infeksi tersebut adalah Trichophyton rubrum (penyebab paling umum), Trichophyton interdigitale, Epidermophyton floccosum, Trichophyton violaceum, Microsporum gypseum, Trichophyton tonsurans, Trichophyton soudanense .Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi jamur pada kuku, meliputi:
- Faktor usia. Semakin lanjut usia seseorang, kepadatan struktur kuku menjadi berkurang, rapuh dan lebih mudah patah sehingga jamur menjadi lebih mudah masuk ke dalam sela-sela kulit dan kuku. Penelitian juga menyebutkan orang dengan usia 60 tahun ke atas 20 kali lebih rentan mengalami risiko infeksi jamur kuku dibandingkan dengan yang berusia di bawah 19 tahun(1).
- Tinggal di daerah yang cenderung panas atau lembab (1)
- Tangan dan kaki sering berkeringat, basah atau tertutup dalam jangka waktu lama, misalnya karena penggunaan sepatu dan kuku palsu (1)
- Mengidap infeksi jamur lainnya (1)
- Sering melakukan aktivitas yang memicu keringat (2)
- Jarang memakai alas kaki terutama di tempat umum yang digunakan banyak orang termasuk pusat kebugaran dan pemandian umum (2)
- Menderita penyakit imun, HIV/ AIDS, psoriasis atau diabetes (2)
- Penggunaan barang pribadi secara bersama-sama (2)
- Jenis kelamin. Pria 3 kali lebih rentan mengalami kuku berjamur daripada wanita (2)
- Perokok aktif (3)
- Sirkulasi darah yang kurang baik (3)
- Sering merawat kuku dengan perawatan yang tidak disterilkan dengan baik (3)
- Pernah mengalami trauma kuku, misalnya terdapat gangguan antara bagian atau penghalang kuku dan kulit bertemu