Langkah Pengobatan untuk Penderita Paronikia

Langkah Pengobatan untuk Penderita Paronikia

Langkah Pengobatan untuk Penderita Paronikia – Paronikia merupakan infeksi jaringan yang terjadi pada sekitar kuku jari-jari tangan atau kaki. Infeksi ini bisa berbentuk seperti abses akibat infeksi bakteri atau jamur. Kondisi ini terjadi saat adanya gangguan antara lapisan dari lempeng kuku dan dasar kuku bagian proksimal (menjauhi tubuh).

Perlu diketahui bahwa infeksi ini dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu akut dan kronis. Keduanya memiliki tanda dan gejala yang terlihat serupa. Meski begitu, paronikia akut biasanya hanya melibatkan infeksi pada satu kuku jari. Sementara itu, paronikia kronis bisa terjadi pada lebih dari satu kuku jari. Kondisi ini bisa terjadi pada waktu yang bersamaan atau berulang.

Baca Juga : Tips untuk Mengobati Onychomicosis

Pengobatan Paronikia

Untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak akibat paronikia akut, cobalah kompres bagian yang mengalami infeksi menggunakan air hangat. Untuk hasil yang maksimal, lakukan 3 sampai 4 kali dalam sehari. Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik jika infeksi ini disebabkan oleh bakteri. Di samping itu, dokter juga mungkin meresepkan obat antijamur jika infeksi disebabkan oleh jamur.

Namun, penanganannya lain lagi bila kondisi ini menyebabkan abses. Di sini dokter akan melakukan drainase, sebuah metode yang umum untuk mengatasi abses. Dokter akan membius area, memisahkan kulit dari pangkal atau sisi kuku, dan mengeluarkan nanah.

Ada beberapa hal yang mesti diawasi oleh pengidap paronikia kronis. Sebaiknya jagalah kondisi kuku agar tetap kering, dan lindungi dari bahan kimia yang keras. Pengidap mungkin perlu memakai sarung tangan atau menggunakan krim pengering kulit untuk melindungi kulit dari kelembapan.

Mungkin juga diperlukan pemberian obat antijamur atau antibiotik, tergantung pada apa yang menyebabkan infeksi. Dalam beberapa kasus, pemakaian krim steroid atau larutan yang terbuat dari etanol (alkohol) dan tiol (fungisida) diperlukan untuk menjaga kuku tetap bersih dan kering.

Faktor Risiko Paronikia

Paronikia pada dasarnya dapat menyerang siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami paronikia, yaitu:

  • Memiliki profesi yang membuat tangan atau kaki terus-menerus terkena air, seperti nelayan, pemerah susu, atau pencuci piring
  • Memiliki luka terbuka di sekitar kuku tangan atau kaki
  • Memiliki kondisi kuku yang lembap akibat mengenakan kuku palsu
  • Mengalami cantengan
  • Menderita diabetes
  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
  • Menderita psoriasis

Penyebab Paronikia

Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab penyakit ini akut dan kronis. Penyebab yang mendasari masing-masing adalah bakteri, ragi Candida, atau kombinasi dari kedua agen tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab keduanya:

Paronikia Akut

Paling umum, paronikia akut disebabkan oleh infeksi bakteri staphylococcus aureus. Bakteri lain (seperti Streptococcus pyogenes) juga dapat menyebabkan infeksi. Bakteri-bakteri tersebut dapat masuk ke kulit melalui:

  • Sayatan, kulit rusak atau bintil kuku.
  • Kuku yang tumbuh ke dalam (ini paling sering terjadi pada kuku yang tumbuh ke dalam).
  • Iritasi dari air atau bahan kimia.
  • Trauma pada dasar kuku atau area kutikula. Trauma dapat terjadi akibat kecelakaan, menggigit kuku atau sering melakukan manikur atau pedikur.

Selain itu, beberapa obat juga dapat menyebabkan kondisi ini. Misalnya seperti retinoid, obat anti kanker, obat HIV dan beberapa antibiotik.

Paronikia Kronis 

Penyebab infeksi pada paronikia kronis paling sering adalah jamur Candida, meski juga dapat disebabkan oleh bakteri. Paronikia yang bersifat kronis umumnya disebabkan oleh satu penyebab, dan seringnya terjadi pada mereka yang bekerja di air. Alasannya, kulit basah dalam waktu berlebihan dapat mengganggu lapisan alami kutikula. Ini memungkinkan jamur dan bakteri untuk tumbuh di bawah kulit dan menyebabkan infeksi.

Paronikia kronis, biasanya menyerang jari-jari tangan atau kaki dan datang perlahan. Kondisi ini bisa berlangsung dalam kurun waktu beberapa minggu, dan umumnya terjadi berulang.